Laman

Visitor

Saturday, November 08, 2014

Cinta Tak Mengenal Fisik

Foto: Koleksi pribadi



Judul : Eleanor&Park

Penulis : Rainbow Rowell


Editor: Maya Lestari

Penerjemah: Sofi Damayanti


Tahun terbit : 2013

Penerbit : Phoenix

Halaman : 419 halaman.

ISBN : 9786027689497

Blurb:


Eleanor itu gendut. Dirinya pun berpikir dia begitu... Sebenarnya dia tidak segendut yang dipikirkannya. Pikirnya, pasti aku tidak semenjijikan itu.


Bono, vokalis U2, bertemu dengan istrinya di SMA, kata Park. 



Begitu pula Jerry Lee Lewis, jawab Eleanor. 



Aku tidak bercanda, Park meyakinkan. 



Tentu, Eleanor menambahkan, kita ini 16 tahun. 



Bagaimana dengan Romeo dan Juliet? 



Dangkal, bingung, lalu mati. 



Aku mencintaimu, Park mengatakan. 



Karena itulah..., jawab Eleanor. 



Aku tidak bercanda, katanya. 



Kamu memang tidak boleh becanda...



Tuesday, November 04, 2014

Senjata Makan Tuan

Foto: Koleksi Pribadi

Judul : A Little White Lie

Penulis : Titish AK

Tahun terbit : 2007

Penerbit : Gramedia

Halaman : 272 halaman.

ISBN : 9792227407


Blurb:

Ocha benci Adit! Meskipun cowok itu idola cewek satu sekolah, bagi Ocha, Adit nggak lebih dari sekadar perusak image dan pembawa sial. Sejak kenal Adit, Ocha berevolusi jadi cewek cengeng, malu-maluin, suka bohong, dan doyan melet. Pokoknya Ocha benci Adit. Titik.


Tuhan seperti memberikan jalan untuk membalas dendam ketika tanpa sengaja Ocha menemukan apa yang bakal dianggap harta karun oleh cewek-cewek di sekolahnya: nomor handphone Adit, yang katanya susaaaah banget dicari tahu itu.



Awalnya Ocha berencana menjual informasi nomor handphone Adit ke teman-temannya. Tapi karena nggak tega, akhirnya Ocha cuma ngisengin Adit lewat SMS dengan nama samaran Ayu.



Tapi bukannya sukses balas dendam, Ocha malah tambah pusing. Soalnya kebohongan kecil yang dia ciptakan itu menimbulkan masalah baru. Adit ternyata naksir Ayu!


Resensi:

Pada bab awal cerita ini mengisahkan Ocha yang bertemu sama Mas Bintang yang baik hati. Pembaca akan mengira bahwa Mas Bintang-lah yang akan menjadi kekasih Ocha nantinya jika tidak membaca blurb di belakang novel :D. Ocha gadis yang periang dan kocak. Dia bersikukuh bahwa seorang Ocha tidak akan menaksir Adit seperti teman-temannya yang lainnya. Tapi, siapa sangka yang katanya seorang Adit itu cool ternyata bawel minta ampun dan menyebalkan ketika bertemu Ocha? Dan, tidak ada yang menyangka juga jika pada akhirnya Ocha menemukan "harta karun" nomor ponsel Adit. Di sinilah awalnya Ocha mengerjai Adit dengan nama samaran Ayu demi balas dendam.

Titish membawa cerita ini dengan ringan dan menggunakan sudut pandang orang pertama. Nilai lebih dari cerita ini adalah tidak ada yang namanya "orang ketiga" sebagai pengganggu hubungan Ocha dan Adit ataupun sebagai konflik utama dalam cerita. Konflik yang diusung dalam cerita ini murni dari kekonyolan si Ocha sendiri yang berakibatkan pada dirinya sendiri. 

Interaksi antara Ocha dan Adit yang selalu bertengkar bila bertemu bertolak belakang ketika mereka ber-sms-an. Ocha menggunakan nama samaran Ayu dan entah mengapa Adit malah jatuh cinta pada nama samaran itu. Pembaca pasti tidak akan mengira ending dari cerita ini. Bisa dibilang tidak bisa ditebak dari awal. 

Saya membaca novel ini ketika duduk di bangku SMA pada saat itu saya merasa ini teenlit yang paling bagus pada saat itu. Bahkan, saya sudah membacanya berulang kali sampai halamannya lecek. Sampulnya juga lebih "oke" daripada yang sekarang. Sangat disayangkan sekarang si penulis Mbak Titish tidak menulis karya lagi. :(




Cerita Hujan


Foto: Koleksi Pribadi

Judul : Catatan Musim


Penulis : Tyas Effendi



Editor: eNHa



Tahun terbit : 2012



Penerbit : GagasMedia



Halaman : 270 halaman.



ISBN : 9797804712


Blurb:

Aku tak ingin menganggapnya sebagai cerita paling sia-sia. 


Anggap saja ini adalah lembar penutup catatan senja. Berpita manis seperti boneka berdasi yang terlukis di cangkir teh kita.



Mungkin kau hanya bunga trembesi yang datang dari masa perbungaan raya. Menyinggahi penghujanku yang menderas memenuhi janji kemaraunya. Kau hanya setitik di antara ribuan tetes, seserpih di antara hamparan es, sepucuk yang baru bersemi menemani embun dini tadi. Sedangkan aku, terus menjadi musim yang berlari di sayap waktu; menerka isi hatimu, menantinya terbuka untukku. 



Musim akan tetap bergulir, dan aku terus menunggumu hadir, meski harus menjemput ke belahan bumi yang lain


Resensi:

Menceritakan tentang Tya dan Gema yang bertemu ketika hujan di sore hari di kota hujan, Bogor. Pertemuan pertama itu berlanjut hingga pertemuan-pertemuan berikutnya hingga mereka saling mengenal. Gema seorang pelukis dan Tya bekerja sebagai penerjemah novel bahasa asing. Karena terlalu sering bertemu akhirnya keduanya memiliki perasaan terhadap satu sama lain, tetapi belum ada yang berani mengungkapkannya. Hingga suatu hari ketika Gema melukis, kakinya terkena serpihan kayu yang terdapat pada bingkai kanvas yang ia buat sendiri. Awalnya, Gema tidak mengambil pusing mengenai serpihan-serpihan itu, tetapi kian hari kaki kirinya menjadi sakit dan ternyata serpihan kayu itu menyebabkan ia terkena kanker.

Akhirny, Gema harus kehilangan kakinya sedikit demi sedikit karena virus itu terus menyebar. Inilah penyebab Gema tidak berani menaruh hati pada Tya. Suatu hari Gema mendapatkan surat yang menyatakan dia diterima di Universitas di Lille, Paris. Berita ini membuat Tya sedih namun ia tak berani berkata apapun, karena ia beranggapan Gema hanya menganggapnya sebagai teman.

Musim telah berganti sejak kepergian Gema, tetapi Tya tetap menaruh hati pada pemuda yang kehilangan kaki kirinya itu. Hingga ia memutuskan untuk menyusul Gema di Lille dengan mendaftarkan diri ke Universitas di Lille

Tyas Effendi membawa cerita ini dengan santun dan pemilihan kata yang indah. Bercerita mengenai hujan, musim kemarau, musim gugur, dan musim dingin. Tutur kata yang halus membuai pembaca untuk terus melanjutkan cerita, rasa penasaran bagaimana akhirnya Tya bersama Gema. Pembaca pasti sudah mengetahui kalau pada akhirnya Tya dan Gema akan bersama lantaran sejak awal cara bercerita di novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama Tya dan gema secara bergantian. Membicarakan mengenai ini, terkadang pembaca dibuat bingung karena anatara Tya dan Gema tidak ada perbedaan sama sekali. 

Adalah beberapa adegan yang membuat saya merasa novel ini kurang "pas". 

  1. Tya yang memiliki prinsip "tidak akan membiarkan laki-laki yang bukan suaminya dan yang tidak ia cintai menyentuhnya meskipun hanya tidur (tidur berdampingan)" ternyata begitu mudah melanggar prinsipnya demi membuktikan bahwa dia bukan "pecinta sesama jenis" (Hal 142)
  2. Ketika Gema tidak sengaja memecahkan cangkir dari Kak Agam di rumah baca yang katanya cangkir itu adalah cangkir istimewa. Pertama, jika cangkir istimewa kenapa juga harus disimpan di rumah baca? Kenapa tidak di simpan di flat-nya intinya bukan diletakkan di tempat orang lain. Kedua, jika itu cangkir istimewa kenapa diberikan pada Gema? Kan masih banyak cangkir yang lain. Kenapa Tya tidak mempergunakan cangkir itu sendiri? Ketiga, reaksi Tya yang menunjukkan kalau Gema keterlaluan karena memecahkan cangkir tersebut seakan menunjukkan bahwa cinta Tya ke Gema tidak lebih besar dari kenangannya dengan Kak Agam melalui cangkir tersebut.
  3. Saat di flat Kak Agam menemukan kenyataan bahwa Tya sudah membiarkan orang lain mencorat-coret (melukis) cangkir-cangkir polos pemberian darinya. Kak Agam marah besar  seakan cangkir-cangkir itu adalah miliknya padahal cangkir-cangkir itu udah "sah" milik Tya. Jadi, terserah Tya mau diapakan. Seharusnya Kak Agam cukup kecewa dan bersifat "lebih dewasa" seperti yang sebelumnya Tya ceritakan. Ditambah lagi ketika Kak Agam memukuli Gema dengan membabi buta seperti itu. Menunjukkan Kak Agam di sini lebih "labil" dari usianya.

Untuk adegan yang selain saya sebutkan di atas, kisah ini cukup manis. Ending yang memang sejak awal sudah bisa diduga tidak membuat kemanisan dari kisah ini luntur begitu saja.

Ini adalah novel kedua dari Tyas Effendi yang saya baca dan overall saya suka. Lain kali kalau disuruh baca karya Tyas Effendi tidak akan sungkan-sungkan untuk mengangkutnya :) 


Hujan adalah makhluk purba yang tak pernah lupa membawa berita dari masa lampau , katanya; hujan tidak pernah lupa debaran semangat atau kobar niat, menggugat setiap geliat


Monday, November 03, 2014

Kembali Pada Cinta Lama

Foto: koleksi pribadi | Sampul kucel karena terlalu sering dibaca ulang XD


Judul: Melbourne - Rewind

Penulis: Winna Efendi

Tahun Terbit: 2013

Penerbit: GagasMedia

Halaman: 328 hlm; 13 x 19 cm

ISBN: 9797806456


Blurb:

Pembaca tersayang,

Kehangatan Melbourne membawa siapa pun untuk bahagia. Winna Efendi menceritakan potongan cerita cinta dari Benua Australia, semanis karya-karya sebelumnya: Ai, Refrain, Unforgettable, Remember When, dan Truth or Dare.

Seperti kali ini, Winna menulis tentang masa lalu, jatuh cinta, dan kehilangan.

Max dan Laura dulu pernah saling jatuh cinta, bertemu lagi dalam satu celah waktu. Cerita Max dan Laura pun bergulir di sebuah bar terpencil di daerah West Melbourne. Keduanya bertanya-tanya tentang perasaan satu sama lain. Bermain-main dengan keputusan, kenangan, dan kesempatan. Mempertaruhkan hati di atas harapan yang sebenarnya kurang pasti.

Setiap tempat punya cerita.

Dan bersama surat ini, kami kirimkan cerita dari Melbourne bersama pilihan lagu-lagu kenangan Max dan Laura.

Enjoy the journey,

EDITOR


Resensi:


Max dan Laura bertemu kembali setelah selama lima tahun tidak berjumpa. Mereka dulu adalah sepasang kekasih yang berpisah karena Max harus pergi dari Melbourne untuk mengejar obsesinya terhadap cahaya. Kini, mereka melakukan kegiatan seperti yang dulu mereka lakukan, bedanya sekarang sebagai seorang teman.

Mereka bertemu membicarakan tentang banyak hal yang tidak mereka ketahui dari diri masing-masing selama lima tahun tidak bertemu. Seperti kebanyakan tulisan Winna, novel Melbourne ini salah satu novel yang bisa diperhitungkan untuk dibaca. Bacaan yang ringan tidak perlu sampai mengerutkan kening untuk membacanya. Tidak ada konflik "sinetron" dalam novel ini. Bahkan, apa yang terjadi antara Max dan Laura bisa dibilang terjadi pada kehidupan nyata. Di mana dua orang berkata "hanya teman" namun, salah satunya berharap lebih.

Seperti ketika Laura menyukai kekasih sahabatnya sendiri, Evan, Max mulai menyadari kalau selama ini Laura adalah satu-satunya perempuan yang ia cintai meskipun sudah sekian lama berpisah. Di sinilah konflik terjadi, ketika Max mengatakan isi hatinya. Laura marah bukan karena dia tidak mencintai Max atau bukan karena dia menyukai Evan, tetapi karena dia takut tersakiti seperti sebelumnya.

Saya sangat menyukai cara Winna menceritakan kisah dibalik dua orang ini (Max dan Laura). Winna menceritakan kisah mereka dengan narasi di masing-masing bagian Max dan Laura. Tentang kisah awal pertemuan mereka, alasan mereka berpisah, dan tentang rahasia masing-masing yang hanya diketahui oleh pembaca. Ditambah lagi dalam buku ini setiap bab-nya diberi playlist lagu-lagu yang enak didengar. 

Karakter Max yang digambarkan Laura sebagai laki-laki dewasa dengan penampilan bocah dan apa adanya dan bagaimana cara Max mengajaknya untuk berpacaran atau sekedar minum kopi atau Max yang mempunyai pendirian dan tujuan dalam hidupnya menjadi nilai plus sendiri. Dan, karakter Laura yang digambarkan Max sebagai perempuan "istimewa" yang bisa dikatakan berbeda dengan perempuan lain. Saya menyetujui pendapat Max. Karena tidak banyak perempuan yang bisa tahan menonton film "berdarah-darah" tanpa menjerit.


Inti cerita dari novel ini adalah CLBK (cinta lama belum kelar) yang disampaikan dengan cara halus khas Winna dan dengan konflik batin yang ciamik! :D

Rating:




Salamanca Penyembuh Luka


Judul Buku     : Kaliluna : Luka di Salamanca
Penulis           : Ruwi Meita
Penerbit         : Moka Media
Tahun Terbit  : Cetakan pertama, 2014
Tebal              : 276 halaman
ISBN               : 978-979-383-248-7




Mimpi Kaliluna sebagai atlet panahan berakhir setelah jiwa dan raganya tergores di sebuah malam kelam. Ia percaya, satu-satunya tempat yang dapat menyembuhkan jiwanya yang pecah adalah tempat yang asing, seperti Salamanca, Spanyol. 


Di Salamanca Kaliluna tinggal bersama ibu kandungnya, Frida. Perempuan yang meninggalkannya selama 17 tahun. Ini kali pertama Kali bertemu dengan ibu kandungnya. Namun, Kali membentengi dirinya bersama ibu kandungnya. 

Ketika di Salamanca Kali hanya berada di apartemen selama satu Minggu, tanpa berbuat apapun. Dia hanya memandang semak-semak yang tumbuh di pinggir dermaga dari jendela apartemen. Suatu hari ia melihat seseorang mencabut semak-semak itu dan hal ini membuatnya gelisah.

Kaliluna tak mampu menahan kegelisahannya lagi. Dia keluar dari apartemen , menuju jalan setapak itu.(hal 46)

Saat itulah seorang laki-laki yang bernama Ibai mengamati Kali yang sedang memeluk semak yang tercabut itu. Di sini tidak ada penjelasan mengenai apakah Ibai merasa asing atau tidak ketika melihat Kali. Karena kita tahu, bahwa Kaliluna orang asia dan seharusnya ada narasi yang mengatakan kalau Kali orang asing. Tapi, di sini seakan-akan Ibai melihat Kali seperti gadis Salamanca yang menarik hatinya bukan gadis Asia yang menarik hatinya.

Pada waktu siesta Ibai selalu melewati Dermaga di mana Kali biasanya berada. Dia merasa tertarik dengan gadis itu. Suatu ketika dia bertekad untuk berkenalan dengan Kali namun, reaksi berlebihan terjadi pada Kali karena  Ibai sedang membawa busur yang dititipkan Pijar padanya.

"Jauhkan busur itu. Aku tidak mau melihatnya,"(hal 75)

Ibai bertemu dengan Pijar dan bercerita bahwa dulunya Kali seorang atlet panahan. Ia berkata bahwa Kali memiliki kejadian kelam yang membuat Kali trauma jika melihat busur. Pijar berkata bahwa seharusnya Kali menyembuhkan traumanya itu dengan kembali memegang busur.

"Kata Ayahku dia harus memanah lagi untuk menyembuhkan traumanya"(hal 95)

Ibai lelaki yang pantang menyerah. Pada saat festival Lunes del Aqua Ibai mengajak Kali untuk makan di pinggir dermaga bersama puluhan orang lainnya. Saya sangat suka bagian ini, karena membayangkan festival yang ramai dan makan pinggir dermaga sembari bercerita dengan kerabat. Festival yang unik menurutku. Tapi, sayangnya Kali menolak. Namun, setelah melihat Ibai membawa setoples permen warna warni seperti permen kesukaannya, Kali menjadi tertarik. Akhirnya, Ibai mengajak Kali ke toko permen milik ibunya, Caramelita.

Caramelita toko mungil yang berwarna cokelat tua dengan papan bertuliskan abierta pada pintunya. Ada ukiran separuh hati atau daun di pegangan pintunya. Toko yang terkesan antik dan di dalamnya terdapat ribuan permen warna-warni. (hal 105)

"Ibai, apakah Kali tahu kalau kamu keponakanku?"(hal 116)

Menurutku seharusnya kenytaan ini tidak diungkap pada bab awal seperti ini. Karena sejak awal pembaca dibuat tidak mengetahui tanda-tanda bahwa Ibai masih ada hubungan saudara dengan Kali. Dan sejujurnya saya masih belum tahu hubungan saudara macam apa itu antara Ibai, Miguel, dan Frida. Kalau Miguel dan Frida sudah jelas. Suami Frida adalah saudara Miguel. Tapi, dengan Maite atau Ibai?

Pada bab selanjutnya, setelah Ibai berhasil membawa Kali ke toko permen, dia berhasil mengajak Kali berkunjung ke tempat-tempat menarik di Salamanca.

Ibai tidak muncul di Dermaga dan hal ini membuat Kali mencari-cari Ibai sampai di toko buku milik Ibai. Namun, di sana ia tidak menemukan Ibai dan malah tidak sengaja membeli buku puisi Pablo Neruda- buku puisi yang sering diucapkan oleh Ibai.

"...Hanya butuh waktu kurang dari lima menit seluruh jiwaku terampas habis."(hal 186)


Untuk perempuan yang pernah "diperkosa" dia bercerita begitu lancar bahkan terbilang banyak. Meskipun diceritakan Kaliluna sudah mati rasa dan menceritakan hal itu tanpa menangis. Buatku pemerkosaan adalah kejadian buruk bagi seorang perempuan apalagi di sini Kali masih berusia 17 tahun. Di mana di usia ini dia tetaplah remaja yang masih labil. Paling tidak seharusnya dia bercerita tidak panjang lebar dan suaranya bergetar. Menurutku seperti itu. Apalagi di bab selanjutnya ternyata Kali tidak sekedar diperkosa.

Pada bab selanjutnya Ibai mengajak ke tempat panahan milik Ayah Pilar. Awalnya Kali menolak, tetapi akhirnya dia menyetujuinya. Ketika Kali melihat busur dia pusing dan muntah.

Bab berikutnya Kaliluna sudah berhasil melawan rasa takutnya dengan busur. Saat ke rumah Ibai untuk mengembalikan busur milik Pilar, Kali melihat potret dirinya yang masih kecil di kamar Ibai. Ia terkejut dan marah besar pada Ibai. Akhirnya, dia tahu kalau Ibai keponakan Frida dan Ibai mengakui kalau dia mencintai Kali sejak dia masih kecil.

"Tidak, ular itu adalah aku. Ibai aku membunuh bajingan itu. Aku membunuhnya!"(hal 240)

Terus terang saya benar-benar tercengang di bagian ini. Benar-benar kejutan yang luar biasa.

"...,Kaliluna mengacungkan panah itu dan berhasil menancap di dada kiri laki-laki itu. CCTV di stadion yang membuktikannya. Karena itu dia bebas dari hukuman."(hal 250)

Kalimat karena itu dia bebas dari hukuman. Saya sudah bertanya pada teman saya yang polisi, apakah benar seseorang yang diperkosa kemudian dia membunuh si pemerkosa bebas dari hukuman? Jawabannya: Dia tidak bebas dari hukuman, tetapi mendapat keringanan dengan kata lain tetap dihukum tapi mendapat keringanan. 

Dan, buat saya seorang perempuan yang diperkosa dan membunuh akan memiliki trauma jauh lebih dalam daripada Kaliluna. Dan, di sini saya belum tahu setelah kejadian itu ada jeda berapa tahun sampai Kaliluna memutuskan untuk ke Salamanca. Saya tidak tahu kejadian itu sudah berlangsung selama berapa tahun.

Pada akhir cerita, Arya, kekasih Kaliluna menjemput Kali ke Salamanca. Awalnya, Kali menyetujui untuk ikut Arya. Namun, pada akhirnya dia kembali pada Ibai. Dan, hubungan antara Kali dan Frida sudah membaik bahkan Kali mau memanggil Frida dengan sebutan "ibu".


"Kadang kamu harus melepaskan pegangan untuk melihat tempat baru. Daun berguguran di tanah setelah lama berada di atas pohon. Bukan berarti daun itu sudah berakhir. Dia memang harus gugur agar bisa menggemburkan tanah. Jika waktunya tiba pohon itu pun akan menumbuhkan lebih banyak daun di musim semi"(hal 149)

Seperti biasa novel Mbak Ruwi selalu enak dibaca. Buat saya novel bagus itu bukan dari ceritanya bagaimana, tetapi dari cara bercerita.  Dan, Kaliluna ini adalah novel ketiga Mbak Ruwi yang saya baca setelah Rumah lebah dan Cruise Chronicle.

Untuk kaver saya tidak terlalu suka namun cetakannya bagus sesuai selera saya bahkan sangat suka. Font-nya pun cukup dan enak di mata. Dan, pembatas buku yang unik.

Teutep ya, saya ikutan narsis

Kenapa saya beri judul postingan ini seperti itu? Ya, karena memang Kali terluka di Yogya dan sembuh di Salamanca :D

*** dari 5 bintang


NB: Mbak Ruwi saya masih menunggu sekuel Rumah Lebah. Saya sangat-sangat suka dengan novel mbak yang satu ini *peluk*

Hikmah Menjadi Babysitter (Pembantu)

Foto: Koleksi Pribadi


Judul : The Chronicles of Audy :4R

Penulis : Orizuka

Penyunting : Tia Widiana

Tahun terbit : 2013

Penerbit : Penerbit Haru

Halaman : 320 hlm;19 cm

ISBN : 978-602-7742-21-5


Blurb :

Hai. Namaku Audy. Umurku 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja, sampai kedua orangtuaku jatuh bangkrut karena ditipu.

Aku hanya tinggal selangkah lagi menuju gelar sarjanaku. Selangkah lagi!

Tapi kedua orangtuaku rupanya tega merusak momen itu. Jadi sekarang, di sinilah aku berada. Di rumah aneh yang dihuni oleh 4 bersaudara yang sama anehnya: Regan, Romeo, Rex dan Rafael.

Aku, yang awalnya berpikir akan bekerja sebagai babysitter, dijebak oleh kontrak sepihak dan malah dijadikan pembantu!

Terdengar klise?
Mungkin, bagimu. Bagiku? Musibah!
Ini, adalah kronik dari kehidupanku yang mendadak jadi ribet. Kronik dari seorang Audy.

Resensi:

Keinginan awal membeli buku ini lantaran membaca review di www.goodreads.com yang mayoritas mengatakan buku ini bagus atau dengan kata lain mendapat rating bagus. Ketika membaca di bab awal disuguhi cerita mengenai Audy mahasiswa semester akhir yang hanya tinggal mengerjakan skripsi terancam tidak bisa melanjutkan kuliah lantaran tidak mendapatkan uang kiriman dari orangtua. Kedua orangtua Audy sendiri telah terkena penipuan dengan bisnis saham bodong. Di sinilah Audy berpikir keras bagaimana cara mendapatkan uang untuk membiayai kuliah dan kos-nya. Akhirnya, Audy mencari pekerjaan dan menemukan lowongan pekerjaan sebagai babysitter. 

Buku ini menceritakan tentang keluarga 4R (Regan, Romeo, Rex, dan Rafael) yang dibilang "tidak teratur" semenjak kepergian kedua orangtua mereka karena kecelakaan. Keempat cowok ini tidak tahu bagaimana mengurus rumah, mendidik adik mereka (Rafael) yang masih berumur 4,5th. Awalnya, Audy hanya bekerja di rumah ini, namun lama kelamaan dia menjadi sayang terhadap keluarga ini. Dia merasa bertanggung jawab untuk membantu mereka menjaga Rafael yang butuh sosok perempuan.

Keempat bersaudara ini memiliki karakter yang berbeda-beda meskipun hampir semua mempunyai otak encer. Regan (bertanggung jawab, pekerja keras), Romeo (easy going, terlalu santai), Rex (serius, disiplin, jenius), dan Rafael (balita yang dewasa belum pada waktunya). Awalnya, Audy susah diterima oleh Rafael dan Rex, namun lama kelamaan mereka bisa menerima kehadiran Audy bahkan ketika Ayah dan Ibu Audy meminta Audy keluar dari rumah itu, keluarga 4R meminta untuk Audy kembali ke rumah sebagai bagian dari keluarga. 

Buku ini tidak hanya bercerita mengenai kisah percintaan melainkan juga tentang keluarga. Ada beberapa tingkah Audy yang membuat tertawa dan ada bagian yang membuat haru biru. Seperti ketika Rafael yang terlihat tidak menyukainya menggengam jemari Audy sewaktu pulang sekolah. 

Buku ini mengajarkan kita bahwa persaudaraan bisa terjalin bukan hanya karena ikatan darah, tetapi juga bisa kita dapatkan dengan orang lain. 


Rating:





Cinta Itu Egois


Judul Buku : Memori (Tentang cinta yang tak lagi sama)

Penulis : Windry Ramadhina

Penerbit : Gagasmedia

Tahun terbit : 2012

ISBN : 978-979-780-562-3

Blurb:

Cinta itu egois, sayangku. Dia tak akan mau berbagi.

Dan seringnya, cinta bisa berubah jadi sesuatu yang jahat. Menyuruhmu berdusta, berkhianat, melepas hal terbaik dalam hidupmu. Kau tidak tahu sebesar apa taruhan yang sedang kau pasang atas nama cinta. Kau tidak tahu kebahagiaan siapa saja yang sedang berada di ujung tanduk saat ini.

Kau buta dan tuli karena cinta. Kau pikir kau bisa dibuatnya bahagia selamanya. Harusnya kau ingat, tak pernah ada yang abadi di dunia—cinta juga tidak. Sebelum kau berhasil mencegah, semua yang kau miliki terlepas dari genggaman.

Kau pun terpuruk sendiri, menangisi cinta yang akhirnya memutuskan pergi.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Di bab awal diceritakan Mahoni mendapatkan kabar bahwa Papa-nya meninggal dan harus kembali ke Indonesia. Saat itu Mahoni bekerja di Virginia sebagai arsitek. Dengan berat hati Mahoni kembali ke Indonesia. Perlu ditekankan di sini, bahwa hubungan Mahoni dan Papa-nya tidak baik. Papanya melukai hatinya dengan menikah dengan perempuan lain dan meninggalkan mamanya, Mae.

Sesampainya di Indonesia, kekesalan Mahoni bertambah karena ia harus menetap di Jakarta karena harus menjaga adik tirinya, Sigi. Bocah itu tidak memiliki siapa-siapa lagi. Ia yatim piatu. Awalnya, Mahoni menolak karena ia tidak bisa meninggalkan pekerjaan di Virginia dan ia tidak pernah menganggap Sigi sebagai adiknya. Tapi, ia juga tidak bisa membiarkan Sigi sendirian di Jakarta. Maka, Mahoni menetap di Jakarta sampai Sigi lulus sekolah dan bisa mandiri.

Di Jakarta Mahoni dipertemukan kembali dengan Simon. Laki-laki yang pernah berada dihatinya secara khusus (Saya bilang seperti ini karena hampir tidak ada kata-kata menye-menye "Aku sayang kamu","aku cinta kamu." antara Mahoni dan Simon). Namun, laki-laki itu sudah memiliki Sofia. Lalu, Simon mengajak Mahoni untuk bergabung dengan MOSS biro yang didirikan oleh Simon sendiri.

Review:

Saya suka novel ini. Ah, tidak saya sangat suka!! XD Awalnya saya tidak tertarik karena kavernya yang terlihat kuno :D dan blurb yang terus terang tidak membuat saya ingin membeli. Bahkan, novel ini menjadi list terakhir yang akan saya beli dari novel Windry. Dan, akhirnya setelah membacanya ini novel yang paling saya sukai dari sekian banyak novel Windry :D.

Hal yang paling saya sukai adalah interaksi antara Mahoni dan Sigi. Benar-benar menyentuh hati. Di mana saat Sigi menjemput Mahoni di stasiun ketika hujan dan ternyata Mahoni pulang diantar Pak Sur. Saat Sigi membuatkan nasi goreng untuk Mahoni dan beberapa hal kecil yang dilakukan Sigi membuat hati Mahoni yang kaku melunak. Mahoni membenci Sigi bukan karena alasan khusus melainkan karena dia adalah adik tirinya dan karena Papa-nya lebih menyayangi Sigi daripada dia. Dia merasa iri akan keberadaan Sigi, akan kehidupan Sigi. Rasa sayang Mahoni terhadap Sigi yang tidak pernah ia akui, membuat novel ini begitu istimewa.Dan, pada akhirnya, Mahoni berhasil menerima masa lalunya dan bisa menerima Sigi sebagai saudara satu-satunya.

Di sini juga menceritakan tentang Mahoni dan Simon. Seseorang yang pernah singgah dihatinya ketika mereka masih kuliah. Simon orang yang "tidak peduli" dan gaya bicara apa adanya. Saat bekerja di MOSS mereka sering berdebat dan berbeda pendapat. Namun, dalam hati keduanya masih memiliki perasaan yang sama seperti dulu. Dan, akhirnya Simon yang memulai lagi. Mahoni menolak karena ia tidak ingin berada dalam posisi Grace dan melukai Sofia. Seperti Grace melukai Mae.

Mahoni akhirnya menyadari bahwa kehidupan tidak selalu semuram apa yang diceritakan Mae kepadanya. Karena pada dasarnya manusia memiliki takdirnya sendiri dan bagaimana kita menyikapinya. Dan cara pandang kita itulah yang akan membawa dunia itu.

Saya suka endingnya yang bagian Sigi dan Mahoni mendebatkan bingkai foto wisuda Sigi akan ditaruh di mana. Mahoni tetaplah Mahoni. Tapi, saat itu terlihat jelas dia menerima Sigi sebagai adiknya.

Ah, Mae dunia tidak sekelam yang kau tunjukan padaku


*You Must READ this!*

Selalu ada jeda untuk bahagia


Judul Buku : Interlude (Selalu ada jeda untuk bahagia)

Penulis : Windry Ramadhina

Penerbit : Gagasmedia

Tahun terbit : 2014

ISBN : 978-979-780-722-1


Review:

Ini kali pertama saya me-review sebuah novel dan kesempatan pertama ini saya berikan kepada novel Interlude karya Windry Ramadhina. Novel ini saya beli secara Pre-Order karena saya ingin mendapatkan TTD dari sang penulis. ^^

Interlude menceritkan seorang perempuan bernama Hanna, yang memiliki masa lalu yang buruk mengenai seorang lelaki. Ia mendapatkan perlakuan buruk oleh kakak kelasnya, yang tidak pernah ia duga akan setega itu terhadap dirinya. Kakak kelasnya berkata mencintainya, namun menyakitinya. Hal itu menimbulkan trauma berat baginya terhadap lelaki. Meskipun kejadian itu sudah berlangsung setahun yang lalu, sampai saat ini ia selalu bermimpi buruk. Bahkan, untuk berbicara pun ia masih terbata-bata.

Interlude juga menceritakan mengenai Kai, pemuda yang tidak kalah berantakannya dari Hanna. Bahkan, apapun yang ia lakukan tidak memiliki sebuah tujuan. Dia tidak peduli mengenai apapun dan siapapun (kecuali tentang band-nya, tentunya). Hingga dia bertemu dengan Hanna. Sikap malu-malu Hanna membuatnya tertarik dan mulai mendekati perempuan penuh luka itu, ia menganggap Hanna sama saja dengan perempuan-perempuan yang lainnya; bermuka dua. Namun, ia salah. Dan, dia menyadari hal itu ketika dia sudah melukai hati Hanna.

Kai mencoba memperbaiki kesalahannya, namun Hanna sudah terluka. Perempuan itu ingin percaya kembali, tetapi trauma yang ditimbulkan oleh kakak kelasnya membuatnya takut untuk mempercayai cinta yang ditawarkan oleh Kai. Terlebih lagi, Hanna melihat Gitta (teman satu band Kai) yang tetap bertahan dengan kekasihnya, meskipun ia telah di sakiti. Hanna semakin takut akan memberikan kepercayaannya kepada Kai. Kai-pun mulai menyerah untuk membuktikan cintanya kepada Hanna.

Interlude mengajak saya untuk menikmati kisah cinta manis. Terus terang sebagai "penggila" dari karya Windry, saya kurang puas dengan Interlude jika dibandingkan dengan novel-novel karya Windry sebelumnya (terutama Memori). Karena di Interlude mengangkat tema klise, namun Windry berhasil membuat saya terus membaca kisah Hanna dan Kai hingga akhir. Ditambah lagi, karakter Hanna yang kuat. Saya bisa merasakan bagaimana menjadi Hanna yang berbicara terbata-bata, gugup saat mata Kai memandangnya, dan ketakutannya terhadap lelaki. Windry berhasil menggambarkan separah apa trauma yang dialami Hanna. Dan, karakter Kai yang bad boy sudah terlalu umum saya rasakan. Ada lagi, Jun, yang begitu tenang tanpa emosi (saya rasa jatuh cinta dengan Jun).

Ada beberapa hal yang mengusik hati saya, menurut saya sebuah Trauma tidak akan begitu cepat hilang apalagi hanya setahun. Saya rasa di sini Hanna cukup berani untuk tinggal di apartemen seorang diri setelah apa yang ia alami, meskipun kejadian itu sudah berlangsung setahun yang lalu. Buat saya waktu setahun terlalu sedikit untuk mengambil keputusan tinggal seorang diri. Karena saya melihat Hanna sangat trauma karena untuk berbicara saja terbata-bata dan menunduk. Itu membuktikan bahwa dia begitu terluka dan takut.

Meskipun begitu saya tetap berterima kasih pada sang penulis yang menyajikan cerita manis ini. Kisah ini mengajarkan kita untuk tetap percaya pada kekuatan cinta dan tetap percaya akan selalu ada yang tulus mencintai kita sekelam apapun masa lalu kita. Ditambah lagi ada lagu-lagu yang dimainkan oleh Kai di novel ini, saya suka lagu-lagunya. Sebelumnya saya juga menemui lagu-lagu Nouvelle Vague dalam novel Windry yang lain, Metropolis.

"Sehina apapun masa lalu seseorang, masa depannya masih suci"


Wulansari,
Mojokerto, 09 Juli 2014
01:34