Judul Buku : French Pink
Penulis : Prisca Primasari
Tebal : 80 halaman (Hard Cover)
Terbit : Oktober 2014
Penerbit : Grasindo
ISBN : 97860225168731
Blurb:
Di Distrik Jiyugaoka yang mungil, cantik, dan berwarna-warni, Hitomi tiba-tiba bertemu pria aneh yang mengungkit-ungkit tentang kematian.
Siapa sebenarnya pria itu? Dan... lho, lho, mengapa dia jadi menyuruh Hitomi mencarikan syal warna French Pink? Mana mungkin sih pria beraura gelap seperti itu menyukai warna pink? Dan untuk apa juga?
Ck. Sungguh. Pria itu benar-benar merepotkan Hitomi.
Resensi:
Pertama, saya membaca buku ini secara gratisan (haha), ya, saya pinjam dari Mbak Swastikha, yang memang penggemar berat Prisca (OMG buku Prisca sebanyak itu dia punya semuanya, lho!). Saya sebenarnya ingin menyelesaikan membaca buku ini dalam satu hari. Namun, karena saya memulai membacanya adalah malam hari dan tiba-tiba kantuk menyerang, akhirnya saya membacanya keesokan harinya. Dan, saya hanya butuh waktu sebentar untuk menyelesaikannya.
Kedua, cerita dalam buku ini berlokasi di Jepang, di Distrik Jiyugaoka, tepatnya. Di sebuah toko milik Hitomi. Toko pita, Sweet Ribbon. Dari cerita ini saya baru tahu kalau ada toko yang menjual khusus pita-pita warna warni. Nah, si pemilik toko ini - Hitomi, yang dahulunya seorang perempuan yang ceria, sekarang begitu muram. Bahkan, keahliannya untuk memilih warna cantik pun hilang. Yang ada dalam benaknya hanya warna hitam dan kelabu. Bahkan, dia ingin mati saja. Dia begitu karena sudah tak ada alasan lagi untuk hidup, lantaran orang-orang yang dicintainya meninggalkannya.
Di situlah dia bertemu dengan Hane- seorang laki-laki misterius yang tiba-tiba saja muncul dengan dandanan ala Gothic- karena laki-laki itu misterius, Hitomi mengira dia adalah Shinigami, malaikat pencabut nyawa (atau semacamnya-lah). Laki-laki itu buta warna, dan akhirnya meminta Hitomi untuk membantunya mencari pita berwarna English Lavender. Hitomi membantunya, namun setelah mendapatkannya, Hane minta bantuan lagi mencari syal berwarna French Pink dan kertas kado berwarna hitam.
Hitomi sendiri tidak menegerti kenapa dia begitu menurut pada Hane, sedangkan laki-laki itu hanya orang asing. Pada akhir cerita terungkap siapa Hane sebenarnya, dan untuk apa dia dekat dengan Hitomi beserta alasan kenapa mencari benda-benda tersebut.
Cerita ber-setting Jepang yang dibawakan Prisca selalu saya sukai. Dan, bacaan ini cukup ringan dan menghibur. Namun, cerita ini mengingatkan saya akan film Hello Ghost, film asal Korea. Alur dan konfliknya begitu mirip, bahkan ketika Hitomi mengingat siapa Hane sembari berlari-lari juga sama.
No comments:
Post a Comment