Laman

Visitor

Wednesday, June 03, 2015

Falling ~ Tokyo





Blurb: 


Pembaca tersayang,

Musim panas di Tokyo selalu memiliki banyak warna. Sefryana Khairil, penulis Sweet Nothings dan Coba Tunjuk Satu Bintang mengajak kita berkeliling negeri sakura bersama dua wartawan bernama Thalia dan Tora.

Keduanya dipertemukan oleh sebuah lensa. Lalu, Danau Shinobazu membuka mata keduanya tentang bahwa kenyataan sering sekali berbeda dengan asumsi mereka pada awalnya. Thalia dan Tora berbagi tawa dan saling menyembuhkan. Hingga mereka sama-sama ragu, benarkah semuanya hanya sekadar kebetulan? Atau ini adalah satu dari misteri Ilahi yang mereka belum temukan jawabannya?

Setiap tempat punya cerita.
Dan bersama surat ini, kami kirimkan cerita dari timur yang sarat akan aroma lembut bunga sakura.

Enjoy the journey,

EDITOR

Review:

Mereka dipersatukan dengan latar belakang yang hampir sama: wartawan majalah, mengejar cinta, dan pelarian. Thalia dan Tora bertemu di Tokyo Big Sight. Tokyo Big Sight sendiri merupakan tempat konvensi terbesar di Jepang. Mereka di sana untuk meliput International Fashion Fair

Tabrakan tak sengaja membuat lensa telephoto milik Thalia terjatuh. Lensa itu retak, dan Thalia kesal lantaran lensa itu langka dan juga hadiah dari Dean mantan kekasih dari Thalia. Akhirnya, mereka memutuskan untuk pergi liputan bersama selama dua Minggu dan bergantian untuk memakai lensa. Di sini, saya heran apakah alasan untuk bersama cukup kuat hanya karena sebuah lensa. Mungkin begitu kali ya, kalau fotografer. Tapi, memangnya mereka tak punya cadangan lain? 

Kisah berlanjut dengan perjalanan mereka melakukan liputan ke tempat-tempat cantik di Jepang, dan juga diselingi kisah-kisah masa lalu masing-masing dan harapan mereka mengenai kekasih masing-masing. Sampai, Tora dan Thalia merasakan sesuatu yang ganjil di antara mereka, dan puncaknya ketika mereka berciuman di apartemen milik teman Tora.

Sudut pandang dalam novel ini memakai sudut pandang ketiga. Dalam narasi penulis begitu cantik dan mudah dipahami. Termasuk narasi yang saya sukai. Dan lagi, banyak kutipan-kutipan yang bertebaran dalam setiap scene novel. Kutipan favorit saya adalah:

Saat kelak kamu mencariku, tetapi aku tidak ada, mungkin saat itu aku sudah tidak lagi menunggu. Tidak lagi ingin menoleh ke masa lalu ~ (hal 197)

Aaah, saya perempuan pemeluk kenangan, dan saat membaca kutipan tersebut rasanya larut begitu saja. Dan, masih banyak lagi kutipan yang bertebaran di novel cantik ini.

Karakter Tora di sini begitu kasual, berantakan, brewok, dan ganteng! Saya suka sekali dengan karakter Tora yang terkesan cuek dalam penampilan dan juga apa adanya. Namun, sayangnya dia kurang tegas dalam kehidupan cintanya, makanya kekasihnya pergi meninggalkan dia.

Untuk Thalia, dia sama saja dengan perempuan manis kebanyakan. Tidak ada yang istimewa dengan karakter Thalia.

Terus terang cerita dalam novel Tokyo ini mengingatkan saya akan film Thailand, yang bercerita mengenai cinta yang tumbuh dalam perjalanan dan memiliki masa lalu yang menyakitkan. Awalnya, saya membuang jauh-jauh pikiran itu *efek kebanyakan nonton film* namun, sayangnya ending dalam kisah ini dibiarkan sama seperti film tersebut. Sampai saya membayangkan karakter Thalia sama dengan karakter perempuan dalam film tersebut. Saya kecewa. Kisah semanis ini memiliki akhir yang tak manis.

But, over all, kisah ini cantik dan saya suka.

Judul      : Tokyo : Falling
Penulis   : Sefryana Khairil
Penerbit : Gagas Media
Tebal      : 338 hal
Jenis       : Fiksi
Terbit     : 2013
ISBN      : 9797806634






 photo Ullan2.png

No comments:

Post a Comment