Laman

Visitor

Thursday, June 04, 2015

Time Traveler : Tentang Waktu

Dokpri


Blurb:

Waktu berutang kepadaku.
Tentang jarum jam yang lelah berputar.
Tentang cerita yang menggantung.
Tentang perjalanan yang belum usai.

Menjadi ilustrator sebuah buku perang membawa Granada Mahari
pada petualangan panjang. Saat kehilangan inspirasi untuk
membuat gambar buku itu, ia mengalami peristiwa ganjil.
Putaran warna yang sangat cepat
tiba-tiba saja membuka lorong waktu.

Gadis itu—penderita achromatopsia,
buta warna total—tak menyadari bahwa
warna-warna itulah yang membawanya
ke petualangan tak terbayangkan.
Melintas jarak, menembus masa—ke Sarajevo 1993.
Di sana, ia mendapatkan inspirasi untuk ilustrasinya,
lebih dari apa yang ia inginkan.

Tak hanya inspirasi,
Nada pun menemukan warna cinta di lintas masa.
Dunia tak lagi hitam-putih atau abu-abu bagi Nada.
Membuatnya dilema,
apakah ia harus kembali ketika hidup lebih sempurna
di lintas masa yang mulai tak asing baginya?
Membuatnya bertanya,
apakah di sanalah waktu akan menyelesaikan perjalanannya?


Resensi:




Saya sudah mengenal karya Tyas Effendi, mulai dari Dance for Two, Catatan Musim, dan Life After You. Seperti biasa, Tyas Effendi selalu memukau. Terlebih lagi, novel Tentang Waktu diselipkan mengenai medan perang pada tahun 1992. Saya bertanya, dari mana dia bisa mendapatkan setting yang se-amazing itu?

Nada, seorang mahasiswa Antropologi di Universitas Brawijaya, Malang, mengidap penyakit achromatopsia, yaitu kelainan buta warna total sejak lahir. Dia juga memiliki pekerjaan sambilan sebagai ilustrator buku. Dari pekerjaannya itulah, ia mendapatkan kekasih yang dari dimensi berbeda dengannya. Yaitu, lelaki dari tahun 1996. Bagaimana bisa?

Seorang dosen memintanya untuk membuatkan ilustrasi untuk buku yang ditulis oleh Harswenda dengan judul Jejak perang Bosnia – Herzgovina 1992. Granada, ketika membuat ilustrasi dari buku tersebut sedikit kesulitan dengan detil dari vas bunga yang terbuat dari mortil perang. Maka, dia menemui langsung penulis buku non-fiksi tersebut. Namun, siapa sangka jika Pak Hars, masih menyimpan vas tersebut. Dengan vas itulah, Nada terseret oleh mesin waktu ke tahun 1992.

Pada tahun 1992, Nada bertemu dengan Lella, gadis berumur 18th yang sedang terluka. Keadaan Bosnia saat itu sedang kacau, karena memang sedang terjadi perang. Tentu saja, Nada terkejut dengan keberadaannya dan ingin segera pulang. Jalan satu-satunya adalah menemukan Pak Hars pada jaman itu, karena ia yakin lelaki itu adalah kunci dari kesialannya saat ini.

Pak Hars pasti memiliki vas bunga yang bisa membawanya kembali ke tahun 2013. Dimensinya!
Dengan bantuan Reksa, kakak dari Lella, Nada mencari Pak Hars. Namun, meskipun kakak beradik itu mengenal Pak Hars, mereka tak mudah menemukannya karena keadaan benar-benar kacau.

Bom-bom dijatuhkan, penembak gelap bersembunyi dibalik gedung-gedung kosong, dan mayat-mayat tak berdosa bertebaran di sepanjang jalan.

Jalan satu-satunya agar mereka selamat dan bertemu Pak Hars adalah dengan keluar dari Bosnia, karena Pak Hars ada diperbatasan.

Kali ini, Tyas Effendi memakai sudut pandang orang ketiga. Padahal, saya suka dengan narasinya ketika memakai sudut pandang orang pertama. Namun, tetap Tyas tak menghilangkan ciri khasnya yang terasa sulit saya jelaskan. Lagi-lagi, karakter utama dalam novelnya terasa sama seperti novel-novelnya sebelumnya.

Awal membaca saya tak menemukan kejutan-kejutan yang berarti karena sejak awal novel saya tahu novel ini menceritakan mengenai perjalanan waktu. Namun, ketika menginjak halaman 64 saya mulai merasakan keseruan dalam membaca novel ini.

Kutipan-kutipan yang saya temukan dalam novel ini adalah:

“… Aku tahu dunia ini luas, tapi skenario Tuhan bisa membuatnya sempit.”(hal- 189)
“Life is not only black and white. There are shades of grey”(hal- 238)

Pada halaman 239, Nada dipaksa oleh Reksa untuk meminum kopi dengan caranya, yaitu dengan meminum gula dan cairan hitam itu secara terpisah. Di halaman ini, digambarkan Nada belum pernah mencobanya. Namun, pada halaman 196 ketika Nada menunggu kedatangan keretanya, ia singgah di sebuah kafe dan mencoba cara minum Reksa.

Saya berharap, kelak jika Tyas Effendi menerbitkan novel lagi akan menemukan sesuatu yang berbeda dari karakter yang ia ciptakan. Saya tunggu!


Judul          :     Tentang Waktu: Merindumu di Sepanjang Lintas Masa
Penulis       :      Tyas Effendi
Tahun        :      2015
Penerbit    :       Gagas Media
ISBN          :      9797807908

No comments:

Post a Comment